Perkembangan
Bisnis yang Pesat
Rachel semakin menggemaskan Boyke
dan Tynera. Usianya menginjak 3 tahun. Naomi sangat menyayangi cucu
satu-satunya yang berada di Indonesia.
Sementara cucu sambung dari Helda
dan Ruth yang tinggal di Amerika dan Australia, setiap dua hari sekali mereka
menelpon Naomi. Kadang bergura bersama cucu. Walau jauh, mereka tetap peduli
dan sayang terhadap neneknya.
Kerap Rachel dititipkan pada sang
nenek. Sebenarnya suster yang merawat Rachel, Naomi hanya mengawasi saja.
Kesibukan Boyke mengurus beberapa
perusahaan baru yang dipegangnya juga memaksa harus ke luar kota. Ia memberikan
penyuluhan dan bimbingan kepada manajer di 8 kota di Indonesia serta beberapa
di wilayah Asia.
Namun demikian, perhatian kedua
orang tua Rachel sangat besar walau disibukkan berbagai masalah kantor.
Tynera memimpin Hotel Aurora
dengan berkantor di rumah. Dalam 3 tahun, ia berencana membuka 2 hotel berbintang
4 di Bogor dan Jakarta.
Hotel ini dibangun dari
keuntungan Hotel Aurora selama 5 tahun. Tak heran okupansi selalu tinggi karena
arsitek bangunan hotel yang mengagumkan.
Hotel bisnis berlokasi di tengah
kota ini amat cantik. Dahulu sang ayah membangun dengan biaya milik pribadi,
bukan hasil pinjaman dari bank.
Baginya bekerja memang harus
totalitas, sepenuh hati. Ayahnya mengajarkan bagaimana harus bekerja dengan
giat. Itulah sebabnya ia menyerahkan hotel itu pada Tynera. Ayahnya tahu bahwa
Tynera tipe pekerja keras dan pantang menyerah.
Walau belum menamatkan studi
perhotelan di Swiszerland, pengetahuan dunia perhotelan telah banyak dikuasai.
Gelar sarjana hukum yang disandangnya sudah cukup menjadi modal ia berkiprah di
dunia bisnis.
Hotel Aurora memiliki 248 kamar
dengan kapasitas Ballroom 5000 orang dengan set-up standing party. Acara-acara
besar sering diadakan di Ballroom ini. Itu sebabnya Tynera juga turut mengawasi
perkembangan bisnis dalam hal pemasaran.
Laporan keuangan mingguan yang
cantik dari direktur keuangan merasa ia harus bersyukur selama ini.
Profit yang tinggi menjadi penyokong
2 gedung hotel miliknya yang akan diresmikan tahun ini berturut-turut. Satu hotel berada di kotanya dengan brend
Hotel Heaven dan Hotel Celestial berlokasi 1 jam dari kota Jakarta.
Jaringan bisnis yang besar dari
Boyke turut membantu tingginya peminat investor untuk kedua hotel itu. Mereka
berlomba ingin menjadi investor di perusahaan Boyke namun ia menunda proyek ini.
Baginya akan memusingkan dalam melibatkan beberapa stake holder di
perusahaannya.
Keadaan finansial yang sehat ini
sangat mendukung kedua perusahaan lain yang akan disahkan segera, maka Boyke
sangat teliti dan disiplin dalam perekrutan manager di perusahaan Starlight miliknya
yang bergerak di bidang IT.
Akhir-akhir ini ia menyokong
kedua hotel baru sebagai stake holder di perusahaan Tynera.
Bahu membahu kedua perusahaan
bergerak maju. Keadaan finansial yang sehat membuat banyak hotelier berminat
melamar bekerja.
Perusahaan IT, PT. Starlight milik
Boyke mendominasi keperluan E-commerce hotel milik Tynera.
Bujet sebesar IDR 1 milyar
digelontorkan untuk ke-3 hotel guna melengkapi Global Distribution System dan E-Commerce
masing-masing hotel.
Hotel yang berkembang pesat sangat
tergantung pada kecanggihan teknologi yaitu sokongan E-commerce. Bujet hanya
dikeluarkan untuk satu tahun namun faedahnya amat besar.
Biaya IDR 1 milyar tidaklah besar
untuk ongkos digital marketing selama 1 tahun. Biaya sebesar itu telah mencakup
website yang aduhai indahnya.
Boyke dan Tynera paham bagaimana
mereka harus bersaing dengan hotel pesaing.
(Bersambung Part 7 : Perpisahan Sementara
Mencari Ketenangan)
Comments
Post a Comment