Butiran Salju (Part 7) : Perpisahan Sementara Mencari Ketenangan

 

(ilustrasi pixabay)

Perpisahan Sementara Mencari Ketenangan

Kesibukan luar biasa menyebabkan Boyke dan Tynera tenggelam dalam kegiatan bisnis masing-masing.

Anda tahu bagaimana hubungan mereka suami istri yang masing-masing disibukkan pekerjaan. Hanya hubungan fisik semata namun kedua hati terasa hambar.

“Hello, babe?”

“Hi hon”

“I need to talk ”

“Yes please” jawab Nera

“Kita bisa gak ketemu malam. Please babe, you siapkan waktu untukku”

“Hmm, fine, ku tunda saja meeting nanti”

“Ok good, see you tonight”

Begitu sibuknya mereka sehingga untuk bertemu dengan istri saja harus membuat janji. Oh my!

Boyke menelpon Rachel yang manja sekali dengannya. Rachel telah duduk di sekolah kinder garten. Semula Tynera ingin ia home schooling saja namun ia gagalkan. Sekolah di rumah tidak berteman banyak, maka ia membawa Rachel kepada kelompok bermain.

Pukul 18:05 Tynera langsung mandi. Ia ingin menyambut Boyke

“Hi darling..why we never meet up”

“Yah, it’s our time now” jawab Nera

Boyke mencium bibirnya, mesra. Rachel sedang asyik memainkan piano.

Nera tenggelam dalam cinta yang telah lama terlupa. Jawaban klasik adalah sibuk di hotel. Terlebih 2 hotel dalam tanggung jawabnya kini.

Boyke terlupakan. Ia mencium kening Tynera, istrinya yang lama tak ia sentuh. Tynera menjadi alcoholic work setelah kesibukan melambung.

Kini mereka merasakan situasi itu. Setelah mereka saling melepaskan hasrat cintanya, Boyke mulai membuka pembicaraan.

“Babe, bisa kan kalau kamu sisakan waktu sedikit saja buatku?. I’m sure you can do for us”

“Let me think honey, we are in very rush time”

“Then if you still keep on that way, I will split with you for a while. I’ll let you to think, I need you babe”

Permintaan wajar dari Boyke. Ia ingin Tynera mencurahkan waktu untuknya, seperti dulu ia dapat mengatur kehidupan Boyke. Boyke bertipe selalu ingin dikontrol istrinya.

Perkawinannya dengan Sandra bukan karena masalah sepele. Boyke dan Sandra masih saling mencintai namun pernikahan yang lama tak dapat dipertahankan sebab ia merindukan anak, pewaris dari tahtanya.

Hubungan Boyke dengan istri pertamanya baik-baik saja, bahkan mereka kerap saling memberi kabar.

Kini seluruh kebahagiaan telah ia rengkuh. Namun ia kehilangan waktu kebersamaan dengan Tynera yang sangat dicintainya.

Ia mengusulkan sebagai ancaman bahwa ia menginginkan Tynera memperhatikan dirinya dan Rachel.

Tynera mengakui ia hanyut dalam kesibukan hingga tiadanya waktu bagi keluarga.

Malam itu, Boyke dan Tynera berpelukan. Mereka sadar, telah melakukan pekerjaan seperti tergila-gila. Apa yang mereka cari? Quo vadis.

“OK babe, I will wait for your call!”

“Ok, I’ll call you soon” Jawab Tynera bersuara datar

Boyke berkemas dengan membawa beberapa pakaian di koper. Ia akan menginap di rumahnya yang dulu ia tinggalkan bersama Sandra.

Rumah itu kepunyaan Sandra. Ia sadar langkahnya tidak benar. Namun ia merindukan kehangatan Sandra yang setia melayaninya. Baik keperluan sehari-hari maupun batiniah.

Sandra duduk di beranda saat Boyke memakirkan mobil di halaman. Rumah kenangan ini terlalu sulit untuk dilupakan. Seandainya saja Sandra….

Ah, ia tak mau menebak keinginan Sandra.

Boyke menempati kamar di lantai satu. Sandra tetap berkamar di atas. Kali ini Boyke ingin menenangkan diri. Tynera tahu ia berada di rumah itu. Tiada kecemburuan karena Sandra berkepribadian agung, matang bila berhadapan dengan semua orang.

Usia yang terpaut jauh membuat segan melukai  hati Sandra.

Sandra sedang mengikuti studi S2 dibidang Sejarah, ia seorang dosen di Universitas Pajajaran – Bandung. Ia senang berkecimpung dalam dunia edukasi.

Begitu agung pribadinya bahkan ia merelakan Boyke yang telah berpaling pada Tynera, untuk tinggal di rumah itu. Bukankah itu bukan rumah bekas suaminya lagi? Ya, tapi….tak apalah, ia membantu Boyke, mungkin ia sedang dalam masalah.

Setiap hari Boyke menulis., membaca. Menulis menjadi curahan hatinya. Sesekali ia menelpon Rachel, Tynera. Tiada orang yang dibencinya, ia hanya ingin merenung akan apa yang telah dan akan dikerjakannya kelak.

Ia terlalu cinta  kepada Tynera, Rachel, Naomi dan Sandra, orang-orang yang berada di sekelilingnya.

 

Butiran Salju (Part 8) : Tinggal bersama dalam satu atap

Comments