Bila Tiada Maaf Bagimu

 


"Tiada balas dendam yang sempurna selain memaafkan"
(gambar ilustrasi CelestineP)

Dua hari sebelum acara, tibalah food testing yang dihadiri ke-2 orang tua pasangan pengantin. Tiara mengundang adik sepupunya yang jago memasak. Food testing bertujuan untuk menilai makanan yang akan disajikan di pesta perkawinan nanti sesuai rasa yang diinginkan.

Kedua calon besan, Tiara, adik sepupu dan Mona sang calon menantu, Tamu-tamu baru saja tiba di hotel. Jam menunjukkan 13:33, check-in time Hotel Aurora dimulai pukul 14:00.

“Dek, kamar saya sudah siapkah?” tanya seorang tamu

“Sebentar ya bu, sedang kami check”

Tiara baru saja tiba di hotel, ia memesan 2 kamar. Satu untuknya, satu kamar lagi untuk Hendry. Tibalah waktu check-in, Tiara berpesan pada resepsionis “Tolong, kamar Pak Hendry lantainya beda dengan kamar saya ya dek”

Esoknya acara lamaran digelar di rumah Mona. Tiara dengan Hendry bersiap menuju acara.

Malam harinya, Tiara duduk di lobby menunggu Eli untuk suatu diskusi penting. Enam bulan mendatang Tiara akan menikahkan putra kesayangannya di hotel. Namanya Daun, berperawakan sedang, atletis, tampan.

Daun hanya menunggu hari-hari terakhir sidang skripsi. Calon istrinya asal kota Pekanbaru. Hasil pertemuan itu, kedua besan sepakat, pesta perkawinan ditentukan di Hotel Aurora, hari Sabtu, 18 Agustus 2018.

Tiara perempuan paruh baya, selalu tampil anggun. Tas tangan bermerek, sepatu cantik dikakinya, make up agak tebal menghiasi wajahnya. Bila orang memandang, takkan menyangka ia berusia 53 tahun. Layaknya usia 30-an.

Sebagai ibu dari mempelai putra, Tiara menentukan semua keputusan, baik susunan acara, dekorasi pelaminan, menu, gaun pengantin, cincin kawin, hingga make up.

Keesokan harinya, Tiara berdiskusi kembali dengan Eli tim marketing, seputar acara mendatang.

Waktu berlalu cepat, tujuh hari sebelum acara perkawinan, ia sudah berada di hotel.

Dua puluh lima kamar telah dipesannya. Seperti biasa, ia mengajukan banyak permintaan khusus diantaranya urusan letak kamar, ia sendiri yang harus mengaturnya. Bagi hotel, hal ini cukup meringankan pekerjaan resepsionis.

mencicipi seluruh menu yang dikeluarkan Chef. Menu yang dipilih antara lain roasted beef ravioli kesukaan Daun.

Kali ini Hendry tidak hadir, katanya sibuk mengurus proyek yang baru berjalan beberapa hari. Kedua calon besan maklum.

 “Besok dia pasti datang” ujar Tiara meyakinkan.

Banquet sales team sibuk mengatur seluruh susunan acara, menu, dekorasi. Tiara ogah untuk mengambil event organizer untuk acara spesial ini. Meski sibuk, ia kerjakan bersama besan putri.

Lima hari kemudian, tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Tiara sibuk dengan make-up di kamarnya. Kedua besan juga menginap di hotel itu walau kediamannya hanya 10 menit dari hotel. Maklumlah, pesta akbar sekali seumur hidup untuk putra tunggal Keluarga Hendry Perkarsa.

Tamu undangan 1000 orang memadati ballroom. Sepasang pengantin berpakaian adat Malayu menambah semarak warna warni di ballroom itu. Pemain musik adat bertalu-talu di sudut ruang. Acara dimulai akad nikah pukul 10:00 dilanjutkan resepsi.

Executive Chef fokus menyiapkan menu untuk siap disantap pukul 11:30, food stahl sate, siomay bandung, mushroom zupa soup, es krim strawberry serta 4 set buffet di masing-masing meja prasmanan.

Hampir setiap akhir pekan Hotel Aurora memang selalu penuh. Lokasi di tengah kota yang menguntungkan para pelancong singgah ke mall yang cukup berjalan kaki dari hotel.

Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 11:33, Hendry tergesa menuju lobby. Raut wajahnya masam. Amarahnya tak terbendung.

“Saya mau ketemu manager kamu!”

“Baik Pak, sebentar saya panggilkan”

Manager Front Office itu mengajak duduk di café. Ia dengarkan dengan sabar. Beberapa tamu mendengar dari kejauhan tapi tetap saja Hendry bersuara lantang seolah membiarkan orang-orang tahu kekesalannya. Sebentar mengomel, sebentar menggerutu, sehingga menarik perhatian tamu lain.

“Hotel apa ini, saya simpan uang di deposit box, kok bisa hilang?”

“Baiklah Pak Hendry, kami akan check CCTV” ujar sang manajer

Untuk menenangkannya seorang manajer sekuriti dan general manager menemani duduk sambil bercakap. Wajahnya tertekuk, matanya penuh curiga, menatap tajam setiap orang disekitarnya.

“Kami sudah rekam dari CCTV, sila bapak perhatikan siapa wanita yang datang ke kamar bapak” ujar manajer sambil memperlihatkan rekaman CCTV dari handphonenya.

Seketika wajahnya memerah, ia teliti dengan seksama, berulang-ulang. Tampak Tia bercakap dengan seorang room boy dimuka pintu kamarnya.

“Itu kok seperti mama, pah” ujar Daun spontan.

“Tapi seandainya dia, kenapa hotel membiarkan masuk dan membuka safety deposit box di kamar saya? Password itu hanya saya yang tahu” suara Hendry meninggi.

“Ketika itu istri bapak minta dibukakan boxnya, katanya lupa password. Ini bukti tanda tangannya. Istri bapak sudah check-out tadi padi”

Hendry terdiam. Dendam lama Tiara padanya belum pupus jua.

Comments