(ilustrasi pixabay.com)
Ditinggal Ibu Berpulang
Kebahagiaan keluarga Boyke
Prakoso seakan terhenti sejenak setelah Ibunda Naomi berpulang. Kepulangannya
menyentak nadi rumah tangga keluarga.
Naomi seusia Boyke. Dahulu teman
sekelas Boyke ini selalu juara di kelas.Tak herean Boyke mengenal baik Naomi.
Sementara teman-temannya sering
mengolok dan menjodoh-jodohkan keduanya. Namanya tak berjodoh, usai SMA mereka
berpisah, tiada komunikasi hingga pertemuan yang tidak disangka setelah Tynera
membawanya ke rumah.
Betapa sedih keluarga ini setelah
kepergian Naomi. Hanya beberapa tahun saja setelah Tynera mengajak ibunya serumah
dengannya, Naomi sangat dekat dengan Rachel, cucu satu-satunya.
Tynera yang sedang mengandung
cucunya yang kedua, akhirnya harus rela sang cucu tanpa melihat nenek.
Mereka memanggil Pastor dalam
pemberkatan perpisahan. Semua keluarga keluarga besar mengunjungi kepulangan
ibunda termasuk anak sambung, Helda dan Ruth.
“I love you mom” isak tangis Tynera tak reda
Berturut-turut, Boyke, Sandra dan
Rachel memberikan salam terakhir.
Suasana berkabung menyelimuti
rumah. Mereka memanjatkan doa, Pastor memimpin pemberkatan kematian.
“Death is an absolute mystery. We are all
vulnerable to it. It’s what make life interesting and suspenseful”
Namun kematian bukanlah suatu
misteri bagi keluarga Naomi. Kita semua akan menempati langit baru dan bumi
baru.
Naomi telah berkemas pulang jauh
sebelum kematian menghampiri. Dirinya telah siap berpulang menyusul suami
tercinta.
Ia merana setelah kepergian sang
suami, tapi kini mereka bahagia di sana.
“Naomi, sampai jumpa di langit
baru dan bumi baru” gumam Boyke.
Dua bulan setelah Naomi pergi, kandungan
Tynera telah menginjak 9 bulan. Boyke dan Tynera memutuskan untuk melahirkan
secara normal, pasalnya Tynera merasa sehat-sehat saja, tiada suatu penghalang.
Usianya baru 32 tahun.
Sandra, Boyke dan putri tercinta
Rachel, amat menantikan kehadiran bayi.
“Omg, hon please be ready, we have to go to hospital now!”
Tynera segera mengajak pembantu
dan suster mengangkat koper berisi perlengkapan bayi yang telah lama disiapkan.
“Are you okay?” Tanya Boyke.
Tiba di rumah sakit, semua telah
siap.
“Ok hon, please keep stay” pinta Tynera saat Boyke akan
meninggalkan ruang melahirkan di rumah sakit.
Boyke setia berada disampingnya
selama Tynera di rumah sakit. Sesekali menghibur sang istri.
Ia sesekali mengerjakan perkerjaan di ruang
itu yang disewanya sangat mahal.
Rumah sakit itu khusus ruangan
privasi bagi keluarga Tynera. Rachel menginap dengan 2 pembantu di kamar lain. Pintu
ruangan menghadap taman nan luas. Wow! Serasa hotel. Boyke asyik bekerja di
ruang sudut ruang itu.
“It’s a boy!” teriak perawat
Boyke bersyukur, ia memeluk
Tynera dan mencium keningnya.
“So, what’s a beautiful name for him?”
“Mark, yes Marc Prakoso”
“Oh, lovely..” suara Tynera lemah. Iapun tertidur karena kelelahan.
Bayi bermata bulat, berambut lebat,
pipi yang gemuk, hidungnya mirip hidung Boyke.
Selamat datang Marc.
Bersambung Butiran Salju (Part 11) : Pembagian warisan
Comments
Post a Comment