Butiran Salju (Part 11) : Pembagian Warisan

 

(ilustrasi pixabay)

Pembagian Warisan

Setelah Helda menetap di Amerika dan Ruth di Australia lalu masing-masing menikah dengan pria warga lokal di sana, Naomi hidup seorang diri. Ayah mereka berpulang karena penyakit stroke.

Helda dan Ruth adalah anak sambung Naomi. Dua tahun setelah suami berpulang, Naomi menikah dengan pria kelahiran Inggris, Alan Wood. Lahirlah Tynera, melengkapi kebahagiaan mereka.

Keseharian Alan berkeliling dari satu negara ke negara lain di Asia oleh karena pekerjaannya sebagai teknik engineer di salah satu perusahaan di Inggris.

Namun kebahagiaan sirna sementara, ketika didapati tubuh Alan terbujur kaku di pagi hari. Dokter pribadinya mengatakan bahwa ia terkena serangan jantung.

Tynera saat itu sedang mengikuti studi perhotelan di Switzerland. Demikian Naomi hanya menunggu kedatangannya kembali ke Jakarta agar Tynera meneruskan bisnis Hotel Aurora, milik ayahnya.

Alan Wood seorang konsultan di perusahaan minyak. Seorang kaya yang hendak merintis bisnis hotel kala itu. “I will handle the business hotel one day” kenangnya saat itu.

Namun mujur tak dapat diraih, ia berpulang sebelum menikmati hasil di Hotel Aurora, ketika hotel dalam masa pembangunan.

Naomi hanya terlibat sebatas mengetahui saja akan kiprah bisnis ini. Ia enggan mengurus hotel beserta seluruh asset Alan di Inggris juga Hotel Aurora di Indonesia. Melimpahkan seluruhnya kepada Tynera, semata wayangnya adalah baik untuk ketenangan pikiran menjelang usia senja.

“Don’t think about us, mom” Ujar Helda dan Ruth ketika mereka akan diberi warisan sepeninggal Alan. Walau Alan bukan ayah mereka namun menumpuknya  harta Alan, terpikir oleh Naomi saatnya membagikan harta warisan.

Akhirnya jatuhlah sebagian warisan Alan kepada Tynera dan sebagian lagi untuk kedua anak sambung. Ia tak ingin sepeninggal dirinya menimbulkan sengketa gugatan diantara anak-anaknya.

(ilustrasi pixabay)

Dengan didampingi 2 konsultan hukum majulah Tynera dengan kesibukan yang luar biasa.

Bertahap ia mendelegasikan kerajaan bisnisnya kepada beberapa tampuk pimpinan di masing-masing manajemen perusahaan.

Beruntung hanya ada 1 perusahaan di Jakarta yaitu Hotel Aurora. Selebihnya Tynera fokus berbisnis di England.

Baginya, harta dari sang ayah memberikan peluang  belajar menjalankan bisnis dari berbagai bidang. Usia yang masih terbilang muda setelah melahirkan Marc, anak ke-duanya yang masih bayi.

Tynera tentu saja membutuhkan bantuan Boyke. Ia tak sanggup mengurus tumpukan kertas di mejanya. Beruntung, Boyke sangat cerdas dan lincah dalam berbisnis. Pria yang kini diusianya menjelang 60 tahun membuatnya tergilla-gila menjalankan bisnis

Namun segala sesuatu tiada yang sempurna di bumi ini. Kesibukan Tynera membuat dirinya tercampakkan. Sandralah penyelamat dalam situasi semrawut itu.

Boyke mengasihi Sandra saat diberi tahu mantan istrinya mengidap kanker. Ia berjanji akan mengurus Sandra hingga akhir hayatnya.

Kini mereka bersatu menjadi keluarga besar. Tinggal dalam satu rumah besar. Sandra menghitung hari demi harinya sementara waktu-waktu akhir baginya hanya menekuni hobinya, melukis, menulis, bermain gitar dan membaca.

Kasihnya pada Rachel, semakin menggelora. Ia lukiskan dalam setiap lukisan yang indah. Pada blog pribadinya ia menaruh seluruh cintanya kepada orang-orang di sekelilingnya.

Guratan hidupnya sungguh menjadikan ia kuat menghadapi kenyataan bahwa ia, sekejap lagi akan meninggalkan orang-orang yang dikasihinya.

Sore itu, semua berkumpul di beranda. Tynera mengenakan baju santainya. Ia menyusui bayi Marc. Sandra melukis di ruang kerjanya. Boyke asyik dengan pianonya. Rachel sedang membaca buku “The Giving Tree” yang baru dibelikan Boyke.

Buku cerita karya Shel Silverstein yang berkisah tentang persahabatan antara pohon apel dan seorang anak laki-laki. Cinta yang tumbuh antara anak tersebut dan si Pohon mengajarkan, dasar persahabatan adalah cinta dan saling memberi.

Tetapi Shel mengingatkan memberi atau meminta terlalu banyak tidak baik hasilnya.

 

Bersambung Butiran Salju (Part 12): Membangun Kerajaan Business Hotel

Comments